Tuesday, December 22, 2009

Tribut Untuk Ibu



-- Artikel 1 --
"Nak, bangun… Hari Sudah Pagi. Sarapanmu udah ibu siapin di meja…“

Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan di sebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan ibuku tidak pernah berubah.

”Ibu sayang… ga usah repot-repot bu, aku dan adik-adikku udah dewasa,” pintaku pada ibu pada suatu pagi.

Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa ibu selama ini dengan hasil keringatku.

Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami ibu, karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah….

Niatku ingin membahagiakan malah membuat ibu sedih.

Seperti biasa, ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.



Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, ”Bu, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan ibu. Apa yang membuat ibu sedih ? “ Kutatap jauh ke dalam sudut mata ibu, ada genangan air mata di sana yang akan segera berlinang .

Terbata-bata ibu berkata, "Tiba-tiba ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri “

Ah, Ya Tuhaaaaan, ternyata buat seorang ibu bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenung didalam hati… Apa yang telah kupersembahkan untuk ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya padanya, ibu menjawab,

“Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada ibu.
Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu.
Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada ibu. Masih banyak alasan ketika ibu menginginkan sesuatu.”

Betapa sabarnya ibuku melalui liku-liku kehidupan.

Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.

Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.

Ah, maafkan kami ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat ibu lelah..

“Nak… bangun nak, hari sudah mulai pagi .. sarapannya udah ibu siapin dimeja.. “
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,

“Terimakasih ibu, aku beruntung sekali memiliki ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan ibu…”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu. ..

Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu....
"
“Ya Tuhan, cintai ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan ibu…, dan jika saatnya nanti ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan yang sangat baik. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil…"

Ibu bukan hanya seorang motivator yang selamanya kan hidup di hati, namun beliau juga pendamping setia disaat rasa gundah, gelisah, cemas, disertai khawatir yang mendatangi kita, beliau hadir disaat tak terduga, beliau bagaikan cahaya pagi yang selalu menerangi tanpa henti walaupun cahaya hanya tinggal sedikit lagi, namun keinginannya untuk membuat anak-anaknya bahagia tak akan pernah hilang .



-- Artikel 2 --
Apabila seorang bayi akan segera dilahirkan ke dunia,ia bertanya kepada Tuhan," Wahai Tuhanku, para malaikat yang ada disini mengatakan bahwa besok Engkau akan menempatkanku di dunia. Lalu,bagaimana caraku hidup disana,sementara aku begitu kecil dan lemah?"


Tuhan menjawab,"Aku telah memilihkan satu malaikat untukmu. Dia yang akan menjaga dan mengasihimu."


"Tapi disini, didalam surga, aku sudah bisa bernyanyi dan tertawa. Bagiku, ini sudah sangat membahagiakanku,"kata bayi itu lagi.


Tuhan berkata." Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Kamu akan merasakan kehangatan cintanya,yang dapat membuatmu merasa lebih bahagia."


"lalu bagaimana aku bisa mengerti ketika orang-orang berbicara kepadaku?sedangkan aku tidak memahami bahasa mereka?"tanya bayi itu lagi.


"Ketahuilah, malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa terindah yang pernah kamu dengar. Dengan penuh kesabaran dan perhatian, ia akan mengajarimu cara berbicara."


"Wahai Tuhanku, apa yang harus aku lakukan ketika aku merasa rindu untuk berbicara kepada-Mu?"


"Malaikatmu akan mengajarimu cara berdoa kepada-Ku," jawab Tuhan.


"Ya Tuhan aku mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapakah nanti yang akan melindungiku dari kejahatan mereka?"


"Wahai hamba-Ku,malaikatmu akan melindungimu, sekalipun itu dapat mengancam jiwanya sendiri."


"Tapi ya Tuhan, aku pasti akan merasa sangat sedih,karena tidak dapat melihat-Mu lagi," bisik sang bayi.


"Janganlah engkau terlalu bersedih. Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Ia akan mengajarimu cara agar kamu bisa kembali kepada-Ku, meski sesungguhnya Aku akan selalu berada disisimu."


saat itu, surga begitu tenang, sehingga suara dari bumi dapat terdengar. Sang bayi kemudian bertanya secara perlahan, "Tuhanku, jika aku harus pergi saat ini, dapatkah Engkau memberitahukan kepadaKu nama malaikat yang baik hati itu?"


Tuhan menjawab," engkau akan memanggil malaikatmu, Ibu......."


Ingatlah selalu kasih sayang ibu, berdoalah selalu untuknya, dan cintailah ia sepanjang masa.


Selamat Hari Ibu....


-- Artikel 3 --
Artikel ini saya ambil dari blog sobat saya : Tovarossi

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengendarai sepeda motor. Sebagai balasannya kau pakai motornya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau meminta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "darimana saja seharian ini?". Sebagai balasannya kau jawah, "Ah ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km untuk menghindarinya.

Saat kau berumur 27 tahun, dia memberikanmu beberapa nasihat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya kau katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!".

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya kau jawab, "Bu, saya sangat sibuk sekali, nggak ada waktu".

Saat kau berumur 50 tahun, ibumu sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau membaca buku tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, Ibumu meninggal dengan tenang. Dan... tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

" JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU. "

"SELAMAT HARI IBU", 22 DESEMBER 2009.


C-TaNk
22 - Desember - 2009










Nama

Alamat Email

Subject

Pesan

Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]




2 comments:

blog sedekah said...

luar biasa pengorbanan & loyalitas seorang ibu...
artikelnya bagus2...

3 artikel dlm 1 posting sayang zhi...mendingan diposting dlm 3 periode,,sekalian untuk update blog khan???
hanya sdkt usul aja lho zhi,,,

[C]-TaNk said...

terimakasih usulannya ..=D
insyaALLAH kalo ada waktu senggang saya pecahnya ,itu juga dikarenakan pada hari ibu ,jadi sekalian semuanya dimasukkin jadi 1 ..hhe .

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP